News

 Demo Image
image
  • Tour, Tourism, Travel

Alas Baha Jadi Bukti Tangsi Penjajahan Jepang

Desa Baha yang terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali menjadi saksi perjuangan masyarakat Bali melawan penjajah Jepang. Desa Baha digadang – gadang sebagai tempat yang sangat dikenal di kalangan para pejuang kemerdekaan yang melakukan pergerakannya di Pulau Bali, karena di desa ini terdapat “Tangsi” yang dibangun oleh Jepang.

Konon sebuah tangsi dibangun di tengah Alas Baha (Hutan Baha) oleh tentara Jepang dimana mereka menggunakannya tempat ini sebagai markas besar penjajah Jepang baik untuk penyimpanan logistik, senjata, dan pengintaian. Selain itu, Tangsi ini juga dijadikan sebagai penjara. Para pejuang dari sejumlah desa di wilayah Badung yang melakukan perlawan akan Jepang akan ditangkap dan ditawan di Tangsi ini. Di Tempat itu, mereka diinterogasi tentang jumlah kekuatan, persenjataan, pimpinan dan lain – lain, sehingga tak jarang para pejuang tersebut mengalami siksaan yang merungut nyawanya. Karena hal ini lah, Tangsi ini di juluki sebagai “Markas Bermandi Darah” oleh pejuang Pulau Dewata.

Penglingsir Desa Baha menceritakan bahwa Tangsi tersebut dijaga ketat, tidak semua orang dapat masuk ke Tangsi tersebut. Suatu Ketika, saat pejuang tradisional ingin menyerbu Tangsi tersebut di malam hari, digagalkan oleh penjajah Jepang dengan menyalakan senter besar sehingga keadaan Tangsi di malam hari seketika menjadi terang. Di sana juga terdapat tower besar yang menampung air untuk kebutuhan penjajah Jepang yang diambil dari Pura Taman Sari. Hingga saat ini monumen tempat penyedotan air di bawah tanah, masih dapat dilihat di Desa Baha.

Saat ini, bangunan Tangsi yang konon bertembok kokoh, kini sudah tak berbekas. Diceritakan, bangunan Tangsi telah dihancurkan oleh para pejuang dan masyarakat setempat setelah Kota Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh Amerika Serikat tahun 1945. Kini, Alas Baha menjadi satu – satunya bukti dari Tangsi dan kejamnya penjajahan Jepang terhadap pejuang bangsa.

 

Penulis : Hanny Advenia

Editor : Sera Septiani