Bagi para pecinta wisata alam, trekking menelusuri persawahan di Desa Baha menjadi aktivitas yang wajib dilakukan saat berkunjung ke Desa Wisata Baha. Pasalnya, persawahan di desa tersebut telah dilengkapi jalur trekking sepanjang 6 km untuk memudahkan para wisatawan menjelajahi Desa Wisata Baha. Wisatawan akan diajak mengelilingi persawahan sekaligus melihat suasana pedesaan bersama pemandu lokal. Tak hanya itu, selama melakukan kegiatan trekking, wisatawan juga dapat menikmati aktivitas bercocok tanam dengan masyarakat lokal, seperti menanam padi dan berbagai macam bunga.
Desa wisata yang didominasi oleh kegiatan pertani ini, menyuguhkan panorama hamparan padi yang begitu memukau. Bagaimana tidak, Desa Baha merupakan salah satu desa yang menerapkan sistem pengairan subak, dimana persawahan dengan sistem tersebut kerap kali memberikan pesona sawah yang indah dan syarat akan budaya Bali. Ditambah lagi, budaya bersih dan asri yang mendarah daging pada masyarakat lokal Desa Baha, seakan terpancar di sepanjang wilayah persawahan Desa Baha. Keindahan hamparan padi di sepanjang jalur trekking terbukti mampu memanjakan mata dari padatnya hiruk-pikuk kehidupan perkotaan.
Jalur trekking yang baru diresmikan pada 2020 ini telah memberikan berbagai manfaat bagi Desa Baha, baik dari segi ekonomi maupun citra desa. Bapak I Wayan Pusih, atau yang akrab disapa Pak Pusih merupakan salah satu perbekel Desa Adat Baha. Beliau meyakini bahwa sejak dibangunnya jalur trekking, nama Desa Baha menjadi lebih dikenal di masyarakat. Wisatawan domestik menjadikan Desa Baha sebagai pilihan alternatif dalam kegiatan wisata trekking dan wisata bersepeda di pedesaan. Beliau menyampaikan bahwa pembangunan jalur trekking ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh sesepuh di Desa Baha dalam memanfaatkan potensi pariwisata di Desa Baha, agar mampu menjadi desa yang maju dan sejahtera melalui pariwisata.
Penulis | Renggiwati Lim
Editor | Made Sera Septiani