News

 Demo Image
image
  • 2021-10-28 07:17:46
  • Tour, Tourism, Travel

Mengenal Permainan Tradisional Metembing dan Sorog-sorogan di Desa Wisata Baha

Permainan tradisional dapat kita temukan di berbagai daerah, namun saat ini  permainan tradisional sudah mulai jarang dimainkan. Beruntungnya di Desa Wisata Baha sampai saat ini masih mempertahankan permainan tradisional yang sudah sejak dulu diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Desa Baha memiliki permainan tradisional yang bernama Metembing dan Mesorog-sorogan. Mari kita bahas satu-satu permainan tradisional yang ada di Desa Wisata Baha.

Permainan Tradisional Metembing

Dalam permainan matembing biasanya akan dimainkan oleh anak laki-laki yang berjumlah 5-6 orang, Permainan ini menggunakan sarana uang logam dan alat penembing (pecahan genteng/batu pipih). Cara bermain permainan matembing ini adalah uang logam dilempar ke arah lobang kecil yang sebelumnya sudah dibuat pada permukaan tanah dengan jarak ukur melempar yang sudah ditentukan, itu dilakukan secara bergilir pada setiap anak. Selanjutnya, pemain diminta untuk mengenai salah satu uang logam dengan alat penimbing. Jika kena, maka uang logam tersebut menjadi milik si pemain/pelempar.

Dalam permainan ini akan mengasah kecerdasan, ketepatan, imajinasi, naruri, dan kedisiplinan seorang anak. Karena dilihat dari hukuman yang akan diterima bagi si pemain pada saat melemparkan penembing itu, jika penembing jatuh dibelakang garis menandakan urug (dikubur), jadi sementara pemain yang melemparkan penembing itu dikubur sementara atau istilahnya si pemain tidak dapat melanjutkan permainan 1 kali putaran dan dapat melanjutkan kembali pada putaran berikutnya. Maka secara tidak langsung si pemain/pelempar harus fokus jika tidak ingin terkena hukuman. Hukuman bagi yang kalah adalah menggendong temannya yang menang untuk mengelilingi lapangan.

Permainan Tradisional Sorog-sorogan

Sorog-sorogan merupakan permainan yang biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan yang berjumlah minimal 3 orang. Permainan ini menggunakan sarana kabak (pecahan genteng/batu pipih). Dalam permainan ini si pemain akan secara bergilir mendorong sebuah kabak dengan satu kaki melewati kotak satu ke kotak berikutnya. Jika kabak tersebut melewati garis kotak maka menandakan si pemain mati, dan akan dilanjutkan pemain berikutnya. Para pemain harus melewati 6 kotak yang digambar pada permukaan tanah, jika berhasil melewati seluruh kotak maka si pemain wajib mencari rumah dengan cara melemparkan kabak dari atas kepalanya dengan posisi badan membelakangi kotak tersebut. Jika posisi kabak jatuh tepat pada sebuah kotak dan tidak mengenai garis maka si pemain wajib memberi tanda kotak itu sebagai rumahnya. Bagi giliran pemain yang selanjutnya tidak diperbolehkan melewati rumah dari temannya tersebut terkecuali meminta izin terlebih dulu kepada si pemilik rumah, jika si pemilik rumah tidak mengijinkan maka si pemain harus berusaha melewati rumah milik temannya dengan cara mendorong lebih kencang kabaknya.

Biasanya anak-anak di Desa Baha memainkannya setelah pulang sekolah atau di sore hari. Permainan tradisional ini dilakukan di permukaan tanah yang lapang. Dengan mengunjungi Desa Baha kita dapat merasakan dan mengingat kembali permainan di masa-masa kecil. Karena tentunya ini tidak terlepas dari semangat generasi sebelumnya yang menjunjung tinggi permainan tradisional untuk diwariskan pada generasi penerus.

 

Penulis : Ni Kadek Widya Lestari

Editor : Made Sera Septiani