News

 Demo Image
image
  • 2022-07-19 07:46:57
  • Tour, Tourism, Travel

Seminar dan Pelatihan Revitalisasi Desa Wisata di Tukad Oos

Upaya mewujudkan Desa-desa wisata di Kawasan DAS Sungai Oos menjadi desa wisata yang berkelanjutan memerlukan berbagai macam strategi, mulai dari perencanaan, pengemasan hingga pemasaran produk desa wisata. Di samping itu pengembangan fasilitas dan penataan lingkungan desa menjadi hal yang tidak kalah pentingnya. Realita di lapangan menunjukkan bahwa yang menjadi kendala dalam pengembangan desa wisata tidak hanya terbatas pada tata kelola. Kebersihan lingkungan desa terutama dari limbah sampah plastik, merupakan salah satu ancaman bagi keberlanjutan desa wisata. Desa-desa wisata di Kawasan DAS Oos sebagai sebuah kawasan pariwisata, diperkirakan menghasilkan sampah sekitar 6-10 ton per hari yang berasal dari aktivitas masyarakat dan pariwisata. Jika hal ini diabaikan, maka dapat menganggu keseimbangan ekosistem pada akhirnya menjadi ancaman besar bagi kehidupan masyarakatnya.

Manajemen limbah akomodasi wisata dan sampah plastik yang ada di kawasan DAS Oos sangat penting untuk dilakukan. Hal ini agar tidak terjadi penurunan kualitas DAS karena pesatnya pembangunan infrastruktur, berkembangnya pemukiman masayarakat dan dijadikannya sebagai tempat pembuangan limbah padat (sampah) dan limbah cair. Dalam upaya mewujudkan Desa-desa wisata di Kawasan DAS Oos menjadi desa wisata, para kelompok masyarakat baik yang tergabung dalam wadah tradisional Desa Pakraman maupun Kelompok Sadar Wisata Desa-desa wisata di Kawasan DAS Oos (selanjutnya disebut sebagai kelompok mitra) masih menghadapi berbagai kendala, khususnya dalam pengolahan sampah plastik dan konservasi air sungai.

Pengelolaan yang terintegrasi dari hulu-tengah hingga hilir akan dilakukan sesuai dengan konsepsi “Nyegara-gunung” bahwa laut dan gunung adalah satu kesatuan, atau sebuah cara pandang dari laut (segara) memandang daratan (gunung) yang merupakan prinsip kenusantaraan. Yang di hilir akan menjaga yang di hulu, karena hulu yang diatas adalah suci. Seperti halnya dalam sistem subak (dulu) semua subak yang mendapatkan air dari sumber yang sama di hulu yaitu di Danau Batur akan membagi hasil subaknya pada hari tertentu (Ngaturang Suwinih) ke Pura Ulun Danu Batur. Bisakah pelaku pariwisata membagi hasilnya untuk menjaga hutan dan danau, karena tanpa hutan dan danau tidak akan ada air untuk menunjang pariwisata dan kehidupan. Bisakah setiap sawah (subak basah) dan tegalan (subak abian/kering) di DAS Sungai Oos dijaga kelestariannya.

WhatsApp Image 2022-07-19 at 15.43.21
Seminar bersama Sugeng Handoko, AA Agung Rai, I Nyoman Sukma Arida 

Meninjau realitas yang telah dipaparkan diatas, Yayasan Puri Kauhan Ubud bersama Fakultas Pariwisata Universitas Udayana dan Godevi berkolaborasi untuk dapat merevitalisasi desa-desa wisata yang ada di sepanjang Sungai Oos Kabupaten Gianyar melalui kegiatan wokshop. Workshop ini merupakan bentuk komitmen nyata Godevi bersama Yayasan Puri Kauhan Ubud dan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana dalam pelestarian sumber daya pariwisata melalui berbagai pelatihan SDM desa wisata. Workshop series ini dilakukan sebanyak 2 tahap dengan mengambil tema yang berkesinambungan pada setiap serinya dan satu kali uji coba produk desa wisata. Workshop kali ini mengundang para Narasumber dan Trainer profesional di bidangnya baik dari berbagai kalangan pentahelix seperti akademisi, masyarakat, media dan praktisi secara bersamaan.

Kegiatan ini diikuti oleh 10 desa wisata di DAS Sungai Oos Kabupaten Gianyar diantaranya; Desa Wisata Singapadu Tengah, Desa Wisata Batuan, Desa Wisata Lodtunduh, Desa Wisata Sayan, Desa Wisata Singakerta, Desa Wisata Kliki, Desa Wisata Buahan, Desa Wisata Bukian, Desa Wisata Kerta, dan Desa Wisata Taro. Masing-masing desa melibatkan 5 orang peserta yang terdiri dari perbekel/ kepala desa, ketua bumdes, pengelola desa wisata dan pegiat pengelolaan sampah desa wisata.

Workshop pertama dilaksanakan pada Selasa, 12 Juli 2022 di Desa Sayan Ubud Bali. Acara workshop dihadiri AAGN Ari Dwipayana yang merupakan Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud sekaligus Koordinator Staf Khusus Presiden RI, Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana I Wayan Suardana, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi A Halim Iskandar dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesodibjo beserta tokoh stakeholder pariwisata Bali yang berasal dari semua unsur pentahelix.

I Gede Gian Saputra ( Godevi ) 
Pelatihan desa wisata bersama I Gede Gian Saputra (Founder Godevi)

Workshop pertama dibuat kedalam tiga sesi dimana sesi pertama disampaikan keynote speech dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi A Halim Iskandar dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesodibjo. Sesi kedua diisi dengan seminar motivasi pengelolaan desa wisata berbasis konservasi yang langsung mendatangkan narasumber dari Desa Wisata Ngelanggeran Yogyakarta Sugeng Handoko dan AA Agung Rai yang merupakan tokoh pariwisata Bali dan seniman dari Museum Arma Ubud. Sesi ketiga difasilitasi oleh I Nyoman Sukma Arida dan Saptono Nugroho dari Fakultas Pariwisata Universitas Udayana yang mengajak peserta dari desa wisata untuk menggali potensi desa wisatanya. Sementara I Gede Gian Saputra dari Godevi megajak peserta untuk memulai mengemas potensi desanya untuk menjadi satu kesatuan paket wisata sehingga desa wisata dapat lebih dikenal dan dipasarkan kepada wisatawan. Selain diharapkan terwujudnya paket desa wisata, peserta juga diarahkan untuk tidak melupakan unsur warisan leluhur, kearifan lokal dan menjadikan masyarakat sebagai subyek dalam pariwisata. Workshop revitalisasi desa wisata ini akan dilanjutkan di awal agustus sekaligus melakukan uji coba dari paket desa wisata yang menjadi output dari workshop.

Workshop kedua masih dilaksanakan di Desa Sayan Ubud pada Kamis, 14 Juli 2022. Adapun tema yang diangkat pada workshop kedua ini adalah manajemen sampah di desa wisata. Acara diawali dengan pembukaan oleh I Nyoman Sukma Arida, dilanjutakan dengan pengantar dari AAGN Ari Dwipayana selaku Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud. Ia menyampaikan beberapa hal penting terkait pengelolaan sampah yang ada di desa. Setia pada konservasi alam dan budaya untuk menjaga kelestarian Bali merupakan hal yang sangat penting karena dapat memberikan begitu banyak manfaat, baik dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tentunya pariwisata adalah bonus dari usaha konservasi yang dilakukan. Usaha ini harus dimulai dari desa, utamanya desa yang mengembangkan kegiatan pariwisata.

Dari sisi ekologis ia menyampaikan bahwa permasalahan air merupakan isu yang sangat serius. Banyak sumber-sumber mata air di desa-desa yang ada di Bali sudah mulai kering, air sungai tercemar oleh sampah dan limbah hingga air menjadi komoditi yang diperebutkan serta diperdagangkan. Solusi yang dapat dilakukan dalam memecahkan permasalahan ini dapat dimulai dengan melakukan penghijauan di desa, menjaga kebersihan sebagai budaya, manajemen sampah yang dilakukan dari hulu hingga hillir, penanganan sampah rumah tangga, daur uang sampah atau limbah rumah tangga, memilah sampah organic dan non organic.

Mengolah sampah menjadi berbagai macam produk baik kerajinan, pupuk dan lain sebagainya memang sangat penting. Namun manajemen pemasaran dari produk tersebut juga harus dipikirkan, supaya produk-produk yang telah dihasilkan tidak berakhir menjadi sampah kembali. Di Bali manajeman pengelolaan sampah pura sangat penting untuk dilakukan. Mengingat begitu banyak upacara adat yang ada dan tentunya meyumbang banyak sampah baik organic maupun non organic. Sampah ini dapat didaur ulang dan dimanfaatkan untuk pertanian. Harapannya kegiatan workshop ini dapat memberikan pemahaman dan kemampuan bagi tim pengelola sampah di Desa yang dilakukan dari hulu hingga hilir.

Workshop kedua ini menghadirkan narasumber dan fasilitator yang telah berkecimpung dalam pengelolaan sampah di desa. Workshop ini dikemas dengan model interaktif yang diawali dengan perkenalan peserta, motivasi, problem solving, membangun dasar kapasitas petugas, membangun manajemen pengelolaan sampah dengan pendekatan analisis SWOT, Rencana tindak lanjut dan kunjungan lapangan ke TPS3R Desa Sayan. Pada sesi motivasi, narasumber dari Universitas Mahasaraswati Denpasar Prof. Dr. Ir. I Ketut Widnyana, M.Si menyampaikan topik pengelolaan Sampah Pura menjadi Tanggung Jawab Bersama Umat. Narasumber kedua  Jero Sri Umayanti menyampaikan topik tentang Membangun desa peduli sampah berbasis sumber  (Belajar dari desa Pejeng), dan narasumber ketiga Ni Wayan Riawati mengungkapkan pentingnya membangun kesadaran mewujudkan perubahan perilaku selamatkan sungai dari cemaran sampah dengan pendekatan economi circuler (Belajar dari Bali Wastu Lestari).

Workshop ini dipandu dan difasilitasi oleh Eny Catur dari PPLH Bali dan Gede Mantra yang mengajak peserta untuk menemukenali permasalahan terkait sampah di desanya. Pada sesi membangun manajemen pengelolaan sampah terdapat beberapa hal yang diidentifikasi oleh peserta diantaranya: Manajemen hulu, Manajemen produksi, manajemen pasca produksi (offtaker dan integrated farming). Adapun output yang diharapkan dari workshop ini adalah peserta dapat Mengetahui Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan Kegiatan Pengelolaan di desa masing-masing, peserta dapat Mengetahui peningkatan kapasitas yang mana harus diprioritaskan, peserta dapat Mengetahui dukungan yang bisa diberikan kepada masing-masing desa oleh para stakeholder dan sekaligus peserta dapat mengetahui Rencana Tindak Lanjut dari masing-masing desa agar sampah dapat dikelola dengan lebih baik dan lebih bijak. Peserta workshop sangat berterima kasih kepada Yayasan Puri Kauhan Ubud yang telah menginisiasi kegiatan ini dimana penting sekali untuk meningkatkan kapasitas masyarakat di desa baik dalam mengelola desa wisata dimulai dari pengelolaan sampah. Terlebih sampah dapat berdampak terhadap kelestarian lingkungan dan merusak sumber-sumber mata air yang menjadi sumber kehidupan. Peserta juga berharap agar kegiatan workshop seperti ini agar dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga masyarakat benar-benar didampingi menuju desa yang mandiri.

 

#godevi #ptbanuawisatalestari