Belimbing Village

UNIQUE HISTORY (E)

The existence of Belimbing Village is closely related to Puseh Bale Agung Mekori Temple which is currently known as Pura Luhur Mekori, from the Kahuripan kingdom. This kingdom has people in the form of 2 giants. it is said that every time there is a ceremony at Mekori Temple performing the art of rejang dance, when the rejang dance performance takes place the dancers in the last row are always lost. With this incident, finally on the instructions of village leaders, at the next piodalan, the last dancer is tied with a tridatu thread marked with a coupler, when the most dancer is lost with a long stretched thread. The thread is used as a guide, after being followed by the dancers, they enter the cave that falls to the northeast of the Mekori temple. In a sense, the dancer was rushed and eaten by the giant. Finally the giant tried to be killed by the people of the Kahuripan kingdom by inserting rice husks into the mouth of the cave, and burned and then covered with earth. From inside the cave came the voice of a male giant, that the people had killed an innocent male giant, because it was a female giant who stole the dancers. So the male giant issued a curse: it rained fire on the kingdom of Kahuripan, and burned all its people. The female giant finally fled through the cave and was continuously chased by the residents until finally the giant hid in a ketungan which was accidentally killed when the residents pounded rice together in the morning together. After the disappearance of the Kahuripan kingdom, a group of residents, namely Pasek Marga Telu, came to live and control the Kahuripan area. After a while, Pasek Wanagiri came to Kahuripan to subdue Pasek Marga Telu. By using deceit and deception, finally Pasek Marga Telu was defeated and left the Kahuripan area. Considering that those who beat live near a large starfruit tree, the people of the Telu clan call the area Belimbing (Blimbing Village), and since then the Pasek Wanagiri residents have lived in the Belimbing area, which has grown to this day, which was then followed by the arrival of other residents. whether it's from residents of kebayan descent, Pasek, Pande, and the aryas. Since the exit of the Telu clan pasek from Kahuripan, the area has been called Belimbing Village.”

SEJARAH UNIK (I)

Keberadaan Desa Belimbing erat kaitannya dengan Pura Puseh Bale Agung Mekori yang saat ini dikenal sebagai Pura Luhur Mekori, dari kerajaan Kahuripan. Kerajaan ini memiliki rakyat berupa 2 orang raksasa. konon setiap ada upacara di Pura Mekori menampilkan kesenian tari rejang, saat pertunjukan tari rejang berlangsung penari dibarisan paling akhir selalu hilang.  Dengan adanya kejadian tersebut akhirnya atas petunjuk dari para tokoh desa, pada saat piodalan berikutnya penari yang paling belakang diikat dengan benang tridatu yang diberi tanda perangkai, saat penari paling itu hilang dengan benang terulur panjang. Benang tersebut digunakan sebagai petunjuk, setelah diikuti penari masuk kedalam gua jatuh disebelah timur laut pura Mekori. Dalam artian, penari tersebut dilarikan dan dimakan oleh raksasa. Akhirnya raksasa itu berusaha dibunuh oleh rakyat kerajaan Kahuripan dengan jalan memasukkan sekam padi kedalam mulut gua, dan dibakar lalu ditutup dengan tanah. Dari dalam gua itu terdengar suara raksasa yang laki-laki, kalau rakyat telah membunuh raksasa laki-laki yang tidak bersalah, sebab yang mencuri penari adalah raksasa perempuan. Maka raksasa laki-laki mengeluarkan kutukan: hujan api pada kerajaan Kahuripan, dan terbakar hangus semua rakyatnya. Raksasa perempuan akhirnya melarikan diri menelusuri gua dan terus dikejar oleh warga sampai pada akhirnya si raksasa bersembunyi dalam ketungan yang tanpa sengaja terbunuh ketika warga pagi-pagi menumbuk padi secara gotong royong.  Setelah hilangnya kerajaan Kahuripan, lalu datanglah sekelompok warga yakni Pasek Marga Telu tinggal dan menguasai wilayah Kahuripan tersebut. Sekian waktu berlalu, datanglah Pasek Wanagiri ke Kahuripan guna menundukkan Pasek Marga Telu. Dengan menggunakan tipu daya dan muslihat maka akhirnya Pasek Marga Telu dapat dikalahkan dan meninggalkan wilayah Kahuripan. Mengingat yang mengalahkan bertempat tinggal dekat pohon belimbing besar, maka oleh orang-orang Marga Telu wilayah tersebut disebut Belimbing (Desa Belimbing), dan semenjak itu warga Pasek Wanagiri menetap di wilayah Belimbing berkembang hingga kini, yang kemudian diikuti dengan kedatangan warga-warga yang lainnya baik itu dari warga keturunan kebayan, Pasek, Pande, maupun para arya. Semenjak keluarnya pasek Marga Telu dari Kahuripan wilayah itu disebut Desa Belimbing”

HOW TO REACH (E)

Access to Belimbing Village is very easy because it is only 30 minutes from downtown Tabanan, 2 hours 30 minutes drive from I Gusti Ngurah Rai International Airport. Access to Belimbing Village can be passed by motorbike, car and bus. There is no public transportation that enters Belimbing Village.

HOW TO REACH (I)

Akses menuju Desa Belimbing sangat mudah karena hanya berjarak 30 menit dari pusat kota Tabanan, berjarak 2 jam 30 menit perjalanan dari International Airport I Gusti Ngurah Rai. Akses menuju Desa Belimbing dapat dilalui dengan menggunakan sepeda motor, mobil dan bus. Belum ada transportasi umum yang masuk ke Desa Belimbing.

WHAT TO SEE (E)

When you visit the Belimbing Village you can enjoy the beauty of beautiful rice terraces, enjoy the silence of spiritual tourism at Luhur Mekori Temple, see a group of monkeys that inhabit the Mekori Forest, see the process of making palm sugar.

WHAT TO SEE (I)

Ketika anda berkunjung ke Desa Wisata Belimbing anda dapat menikmati keindahan terasering persawahan yang indah, menikmati keheningan wisata spiritual di Pura Luhur Mekori, melihat sekelompok kera yang menghuni Hutan Mekori, melihat proses pembuatan gula aren.

WHAT TO DO (E)

Trekking, Farming, Cycling, Learning to Make Palm Sugar

WHAT TO DO (I)

Trekking, Bertani, Bersepeda, Belajar Membuat Gula Aren

WHERE TO STAY(E)

Enjoying the cultural experience in the Belimbing Village, you also have the opportunity to live in a local community's house, where you can see the daily life and activities of the homeowner.

WHERE TO STAY (I)

Menikmati pengalaman budaya di Desa Belimbing anda juga berkesempatan untuk tinggal di rumah masyarakat lokal, yang dimana anda dapat melihat keseharaian dan aktivitas dari pemilik rumah.

WHAT TO BUY (E)

Tourists who visit Belimbing Village can buy Palm Sugar products.

WHAT TO BUY (I)

Wisatawan yang berkunjung ke Desa Belimbing dapat membeli produk Gula Aren.