Pembangunan desa wisata tidak hanya berfokus pada pengembangan infrastruktur dan promosi destinasi, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat sebagai elemen kunci. Masyarakat lokal memegang peran strategis karena mereka tidak hanya berperan sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai penggerak utama dalam menjaga keaslian budaya, adat istiadat, serta keberlanjutan lingkungan. Partisipasi aktif masyarakat menciptakan rasa memiliki terhadap program pembangunan, sehingga meningkatkan komitmen dalam memelihara potensi desa dan memberikan pelayanan yang autentik kepada wisatawan.
.jpeg)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan desa wisata memberikan banyak manfaat, baik dari sisi sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Partisipasi aktif masyarakat memastikan pembangunan desa wisata tidak hanya berpusat pada profit tetapi juga memperhatikan keberlanjutan dan kesejahteraan bersama. Berikut adalah penjelasan mengenai manfaat yang dihasilkan:
1.Pelestarian Budaya dan Kearifan Lokal
Masyarakat lokal menjadi penjaga utama tradisi, adat istiadat, dan kearifan lokal yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Dengan keterlibatan langsung, keunikan budaya seperti seni, upacara adat, kuliner tradisional, hingga kerajinan tangan dapat terus dipertahankan dan diperkenalkan kepada pengunjung. Tanpa keterlibatan mereka, risiko komodifikasi budaya atau hilangnya nilai-nilai otentik desa bisa meningkat.
2.Mendorong Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Partisipasi masyarakat membuka peluang ekonomi melalui berbagai usaha berbasis komunitas, seperti homestay, kuliner lokal, jasa pemandu wisata, hingga penjualan kerajinan. Dengan ini, perputaran ekonomi di desa wisata menjadi lebih merata dan menciptakan lapangan kerja baru bagi warga. Dampaknya, ketergantungan terhadap sektor ekonomi lain seperti pertanian berkurang, dan masyarakat dapat menikmati penghasilan tambahan secara berkelanjutan.
3.Membangun Rasa Memiliki dan Tanggung Jawab Sosial
Keterlibatan masyarakat dalam setiap tahap pengelolaan desa wisata mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan membangun rasa memiliki terhadap program yang dijalankan. Ini membuat mereka lebih berkomitmen dalam menjaga fasilitas umum, lingkungan, dan reputasi destinasi. Dengan demikian, masalah seperti vandalisme, sampah, atau konflik dengan wisatawan bisa diminimalisir.
4.Meningkatkan Kualitas Layanan dan Pengalaman Wisata
Masyarakat lokal yang terlibat langsung memiliki wawasan mendalam tentang budaya dan alam sekitar sehingga mampu memberikan layanan dan informasi yang autentik kepada wisatawan. Hal ini menciptakan pengalaman wisata yang lebih personal dan berkesan. Wisatawan juga akan lebih menghargai dan tertarik pada kehidupan lokal, sehingga mendorong kunjungan berulang atau rekomendasi positif dari pengunjung sebelumnya.
5.Mendukung Keberlanjutan Lingkungan
Masyarakat lokal umumnya memiliki hubungan emosional dan pengetahuan mendalam tentang lingkungan sekitar. Dengan keterlibatan mereka, pengelolaan desa wisata bisa lebih ramah lingkungan karena warga tergerak untuk melindungi alam dan ekosistem yang menjadi daya tarik wisata. Contohnya, program reboisasi, pengelolaan sampah, dan pembatasan jumlah wisatawan dapat diterapkan untuk mencegah kerusakan lingkungan.
Contoh Keberhasilan: Desa Wisata Penglipuran, Bali
.jpeg)
Sumber: detik.com
Desa Penglipuran di Bali menjadi contoh sukses pengelolaan desa wisata berbasis keterlibatan masyarakat. Warga setempat aktif dalam setiap aspek pengelolaan, mulai dari menjaga kebersihan lingkungan hingga mempertahankan adat istiadat dan arsitektur tradisional. Partisipasi warga dalam menjaga tata ruang desa, seperti larangan penggunaan kendaraan bermotor di dalam desa, menciptakan lingkungan yang asri dan nyaman bagi wisatawan. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan jumlah kunjungan wisata, tetapi juga membuka peluang ekonomi melalui usaha homestay, penjualan kerajinan, dan kuliner lokal. Selain itu, desa ini telah meraih berbagai penghargaan nasional dan internasional sebagai destinasi wisata berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat Penglipuran menunjukkan bagaimana kolaborasi komunitas dapat menciptakan desa wisata yang autentik, ramah lingkungan, dan sejahtera.
Keterlibatan aktif masyarakat dalam pengelolaan desa wisata telah terbukti membawa dampak positif bagi pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan. Di masa depan, desa wisata berpotensi menjadi pilar penting bagi pembangunan berkelanjutan dengan menciptakan destinasi yang tidak hanya menarik tetapi juga ramah lingkungan dan inklusif. Dengan pengelolaan partisipatif, desa-desa wisata dapat terus berkembang menjadi pusat inovasi lokal dan memperkuat identitas budaya, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mendorong pengembangan desa wisata yang berdaya saing dan berkelanjutan. Masyarakat luas juga diharapkan mendukung dengan menjadi wisatawan yang bertanggung jawab dan menghormati budaya lokal. Mari kita bersama-sama berperan aktif dalam membangun desa wisata sebagai aset nasional yang dapat dinikmati generasi mendatang, sekaligus menjadi simbol keberhasilan Indonesia dalam memadukan pariwisata dan pemberdayaan komunitas secara harmonis.
Penulis: Ivan Eliezer